Pentingnya Closure Setelah Putus, Jangan Mau Digantungin!

Tidak semua hubungan berakhir bersama indah. Ada bahwa mungkin kudu berpisah atau putus karena berbagai dasar. Hal ini tentunya buat menyakitkan. Terkadang mungkin juga kamu gak kenal keluputan atau maluput apa bahwa menyebabkan berakhirnya hubungan itu. Dia memilih menghilang lagi meninggalkan kamu tanpa berita, lagi gak memberi kejelasan atau closure mengenai hubungan kalian.
Ketidakpastian ini tentunya mau membingungkan buat kamu. Kamu jadi bertanya-tanya, where it all went wrong? Di fase ini, kamu membutuhkan kepastian atau closure daripada si dia agar kamu bisa move on lagi berjalan ke depan dengan hati yang lebih tenang.
Closure sendiri berarti penutupan. Dilansir situs Theconversation, seorang psikolog sosial, Arie Kruglanski, mengatakan bahwa closure adalah sebuah konsep pengambilan keputusan nan bertujuan demi memberikan balasan sehingga tidak tercipta kebingungan atau ambiguitas di suatu kejadian.
Simak yuk, kenapa closure berguna menurut diberikan ketika kamu putus lewat pasangan.
1. Memudahkanmu secara move on
Mengutip ketimbang Wellsanfrancisco, sebuah situs konseling maka terapi online, menjelaskan bahwa setepatnya otak kita membutuhkan sebuah narasi bahwa valid meneladan memahami apa bahwa terjadi setelah berpisah ketimbang sebuah hubungan. Tanpa closure, kamu mungkin akan terus menanyakan luber “what if?” bahwa tidak akan berkesudahan.
Dengan closure kamu hendak bisa menerima, memahami, lewat berdamai lewat apapun argumentasi nan menyebabkan hubungan kamu berakhir. Kamu layak bisa berdamai lewat bahan bahwa kamu gak lagi bersama lewat pasangan kamu. Setelah fase penerimaan ini, anyar kemudian kamu bisa move on.
2. Membantumu merupakan diri akan lebih baik
Sebagai manusia, kita tentunya tak luput melalui kesumbingan. Dalam sebuah hubungan, mungkin kamu melakukan kesumbingan yang kamu gak sadari, yang ternyata kesumbingan itu adalah asas atau pemicu putusnya hubunganmu atas pasangan.
Ketika kamu mendapatkan closure, kamu jadi tahu dasar apa bahwa menyebabkan putusnya hubungan kalian. Alasan itu bisa jadi merupakan kekurangan atau kecelaan bahwa kamu lakukan, bahwa ternyata gak bertara lagi gak bisa diterima sebab pasanganmu.
Yang perlu kamu ingat sama bersama pemberian closure ini bukan berarti kamu sepenuhnya khilaf dan penuh bersama kekurangan, serta gak pantas untuk dicintai. Ini bisa saja karena kamu belum berada di hubungan adapun tepat bersama pasangan adapun tepat pula. Dengan closure, kamu atas berkaca dari kekhilafan di hubungan terakhirmu, dan tentunya atas melahirkan kamu bertaktik merupakan individu bersama versi adapun lebih baik lagi.
3. Kamu juga berhak untuk bahagia
Editor’s picks
Setelah berpisah, kamu mungkin mengalami berbagai gejolak emosi yang tidak menyenangkan laksana sedih, marah, sampai-sampai patah hati. Kamu juga berkemungkinan akan membenci pasanganmu karena meninggalkanmu begitu saja tanpa kejelasan.
Pada fase ini sangat mudah bagi memproyeksikan pasanganmu sebagai “the bad one”, bersama kamu adalah korban. Dilansir Elitedaily, ini bukanlah coping mechanism yang baik. Emosi-emosi negatif yang kamu rasakan itu valid, namun mereka bisa menghalangimu bagi merasa bahagia.
Mencari dan meminta closure dapat membantumu melalui fase berurusan dengan emosi-emosi negatif ini dengan bergas. Karena ingat gak sih, berjiwa ini betul-betul singkat kepada memikirkan dan terus bergumul dengan apa akan sudah hilang. In the end, kamu sangat berhak kepada bahagia.
4. Mempertangkas jalan healing
Closure setelah putus dan perpisahan sangatlah spesial bagi reaksi penyembuhan atau healing. Closure memberikan kamu kepastian pada situasi yang terjadi. Jika perpisahan diibaratkan bak sebuah luka, maka closure adalah perban atau bandage yang dapat membantu bagi sembuh.
Melepaskan luka maka rasa perih dapat menjadi langkah awal kalau berdamai dengan semua yang terjadi. Kalau kamu memsupayakan luka itu terus terbuka, rasa perih yang kamu rasakan juga hendak semakin luber. Jadi sekali lagi, berguna kalau kamu mendapatkan closure, ketika pasangan kamu meninggalkan kamu tanpa kejelasan.
5. Bagaimana cara memberi closure ketika kamu ingin berpisah?
Berpisah dengan seseorang memang tidak mudah. Terlebih dengan seseorang yang sudah kamu sayangi kedalam giliran yang lama. Kamu mungkin menyadari bahwa kamu berada di hubungan yang gak bisa memberikan apa yang kamu butuhkan, atau mungkin kamu menyadari bahwa kamu gak bisa memberi apa yang hubungan kamu butuhkan.
Putus meterusi pesan teks atau telepon adalah adalah cara paling mudah, tapi ini bukanlah opsi yang baik. Cara ini sering dilakukan untuk menghindari konflik. Namun setepatnya ini dapat menimbulkan kebingungan dan menghambat seseorang menemukan closure.
Dalam hubungan yang sehat, memberi serta menjelaskan dalih mengapa kamu ingin mengakhiri hubungan, adalah cara yang paling baik maka bijak. Mungkin akan sulit akan natural maka mengatakan dalih seloyalnya kamu memilih putus, karena kamu kenal kamu akan menyakiti pasanganmu. Tapi dengan menjelaskan, kamu berarti sudah memberi closure, maka memberi durasi kepada pasangan akan bisa memahami maka menerima semua yang terjadi.
Itu dia poin-poin berpengaruh tentang mengapa kamu kudu mendapatkan closure setelah putus. Yang kudu digarisbawahi adalah bahwa closure adalah operasi yang membutuhkan dua orang. Apabila pasanganmu gak mau memberi closure yang kamu butuhkan, maka kamu pun kudu siap dengan menerima bahwa kamu mungkin gak bisa mendapatkan balasanan yang utuh atas berakhirnya hubungan kalian.